PANTUN ANAK
ANAK
PANTUN
JENAKA
Cabut rumput
Dengan akarnya
Mau di sebut
Lupa namanya
Ikan
gabus jangan di panggang
Kalau
di panggang banyak peganya
Orang
bagus jangan di pandang
Kalau
di pandang banyak lagaknya
Dang dut
Tali kecapi
Kenyang perut
Senang hati
Oto
atak
Roda
tiga
Nasi
masak
Kakanda
tiba
Dari man punai melanyang
Dari meja turun keserbet
Dari mana turun kasih sayang
Dari mata turun ke dompet
Si
buyung anak si Guntur
Keruk
keruk di halamannaya
Si
bunyung untungnya mujur
Induk
beruk tunangannya
Encik mamat menuai padi
Padi di jemur di tanah lapang
Melihat tikus membawa lidi
Kucing lari tunggang langgang
Ikan serinding
menyerinding
Meskipun tulang
enak juga
Baik berbini
orang sumbing
Meskipun berang
tetawa juga
Tumbuh keliki di tepi tebing
Rebah di bawah tebing runtuh
Sungguh baik berbini sumbing
Tidak pernah berhati rusuh
Anak orang
dibalai balai
Nan berteduh di
simpang empat
Elang dan si kok
yang mengintai
Si kikik bodoh
yang mendapat
Tidak pelang dari selawak
Pelan nan dari tanah siam
Tidak orang se elok awak
Lonjak bagai labu di benam
Tidak pelang
dari selawak
Beli burung di
pasar senggol
Tidak orang
seelok awak
Bagai kambing
harga berbengkok
Orang batak berjalan malam
Orang menjual lada muda
Banyak lah ulah dengan ragam
Bak orang tua berbini muda
Orang jawa pergi
ke banda
Kapal bersandar
di teluk nimbung
Orang tua
berbini muda
Bagai rasa
menang menyambung
Bintang kejora terbit senja
Terbenam hamper tengah malam
Heranlah hamba memikirkannya
Musang di sepak induk ayam
Tanah liat
berkepiat
Di timpa tanah
berderai
Belum dilihat
sudah di lihat
Tikusmenjadi
mempelai
Tanam kunyit dengan empunya
Orang sintuk menanam banyam
Heranlah saya melihatnya
Elang di patuk anak ayam
Berbiduk
kebandar padang
Penuh berisi
padang buluh
Duduk melamun
bagai elang
Menanti sayan
nan akan tumbuh
Berlayar biduk kehulu
Anak cina menjual kain
Ketika sama berbulu
Baunya belain lain
Beruk di pohon
sedang mencibir
Melihat mangga
muda muda
Bingunglah rasa
tak habis piker
Melihat perjaka berbini janda
Si buyung anak rang langkat
Pandai memutar baling baling
Belum di lihat sudah di lihat
Tikus menunggang punggung kucing
Makan
sirih ujung ujungnya
Sirih
di makan dalam bilik
Heranlah
saya melihatnya
Melihat
ayam beranak itik
Rumah gedang tengkarang kasau
Ramuan di rimba jua
Mati gajah di telan patau
Namun pantun segitu jua
Pohon
manggis di tepi rawa
Tempat
kakek tidur beradu
Sedang
nangis nenk tertawa
Melihat kakek
bermain gundu
Elok jalannya ke kota tua
Timbale jalan berbatang rapat
Apa salahnya berbini tua
Perut kenyang pengajaran dapat
Elok
jalannya ke kota tua
Pohonnya
rindang boleh berteduh
Apa
salahnya berbini tua
Anak
tiri boleh di suruh
Buah pisang buah belimbing
Ketiga dengan buah mangga
Sungguh senang berbini sumbing
Sambil marah dia tertawa
Pohon
manggis pohon embabacang
Ketiga
dengan pohon lulita
Duduk
menangis abang pincang
Katanya
jalan tidak rata
Tanam jerangau di bukit tinggi
Mati di pijak anak badak
Melihat sang bangau sakit gigi
Gelak tawa penghulu katak
Bergerak gerak
sangkutan dacing
Bagaikan putus
di himpit lumping
Bergerak gerak
kumis kucing
Melihat tikus
bawa senapan
Mendaki jalan ke air haji
Menuntun jalan ke sunganyang
Sejak tikus menjadi haji
Banyak kucing nan sembahyang
Jual bayam
pembeli kipas
Kipas hilang
atas perangkap
Sejak banyam
menjadi opas
Banyaklah elang
nan tertangkap
Anak kerbau di rumpun salak
Patah tanduknya di timpa gempa
Rebut kerbau tergelak gelak
Melihat beruk berkaca mata
Batang manggis
dan batang jarak
Di Tanami oleh
anak seberang
Si jibun mencuri
kerak
Hitam hidungnya
kena arang
Hilir lorong jalan ke kota
Lebat buahnya pohon enau
Bukan saya berkata dusta
Kodok memikul kaki kerbau
Telah
balik kereta dari bangil
Sarat
muatan orang ingris
Nan
buaya menyandang bedil
Kambing
dan kerbau tegak berbaris
Jemur berangan dengan kulitnya
Jemur juga batang lembanyung
Hari hujan sangat lebatnya
Lalu si pander menggapit panyung
Biduk
buluh membuat tulang
Anak
ayam pulang berbaris
Duduk
rusuh panglima elang
Melihat
ayam memakai keris
Murni Chania - Teganya 2003
No comments:
Post a Comment