PANTUN ANAK
ANAK
PANTUN
BERDUKA CITA
Singkarak kotanya tinggi
Sumanik mendapat dulang
Awan berarak kami tangisi
Karena bapak tak pulang pulang
Lurus
jalan ke payah kumbuh
Kayau
jadi bertimal jalan
Di
mana hati tidak akan rusuh
Ibu
mati bapak berjalan
Si nangis lauk rang tiku
Di atur dengan duri pandan
Menangis tegak di pintu
Melepas bapak berjalan
Tanam
byam sambil duduk
Tumbuh
subur di tepi paya
Lihatlah
ayam tak berinduk
Begitu
macam nasib saya
Beringin di tepi kolam
Tampak nan dari rumah bola
Nasi dingin air bemalam
Itu makanan anak sekolah
Apa
disesalkan pada tudung
Tudung
buatan orang bantan
Apa
disesalkan pada untung
Sudah
takdir suratan badan
Tudung nasiku rotan beranyam
Tidak rotan bilah patahkan
Untung diriku bagaikan anyam
Tidak mengekas tidak makan
Berlayar
kapal nan tenang
Menjala
ikan di laut mati
Tempat
trtarung lagi ku kenang
Konon
pula pautan hati
Ayam betina jangan di sabung
Kalau di sabung rendah laganya
Putus benang bisa di sambung
Putus cinta apalah daya
Ramai
pasarnya padang gadut
` orang
menjual kue talam
Kami
ibarat limau hanyut
Belum
tentu tempat diam
Si keduduk dengung berdengung
Mati serumpun di tepi rimba
Jangan suka duduk bemenung
Bila bermenung mati kan iba
Si
keduduk dengung berdengung
Mati
serumpun di atas peti
Jangan
turutkan hati nan bingung
Jika
turutkan meracun hati
Teluk banyur labuhan kapal
Belanda turun dengan sekeci
Bunga layu kebunlah tinggal
Dimana kumbang kan hinggap lagi
Anak
orang kuala tungkal
Anak belanda
pegi sekolah
Bunga layu
kebunlah tinggal
Di mana kumbang
kan sudih singgah
Di sangka nanas di tengah padang
Kiranya rumput jawi jawi
Di sangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengaah hari
Keratau
di sangka medag
Berbunga
di pagi hari
Merantau
hatinya senang
Kiranya
susah badan diri
Air angkat dan kota baru
Tiga dengan kota lawas
Dalam daerah daerah padang
panjang
Kini baru saya tau
Bagai ayamku lepas
Kukuruyuk di kandang orang
Anak
orang lubuk along
Menanam ubu
berparit parit
Ubi di simpan di dalam peti
Susah susah hati
dan jantung
Kalau dapat
jenjang ke langit
Tidak ku huni
dunia ini
Lepas dari belok si kabu
Dilingkung bukit singgalang
Balingka desanya tiga
Berbatu besar di sebelah
Bersabarlah
bunda dahulu
Ada
teringat mak pulang
Hendak
bersua ayah dan bunda
Tapi
sekaarang lagi susah
Hari petang matahari turun
Duduk bermeneung di muara
Kiambang di sangka gurun
Tempat lululah kiranya
Padi
di lubuk orang tanam
Padi
serumpun dengan pulut
Mandi
di lubuk aku tak karam
Mandi
di gurun malam hanyut
Mandi di lubuk mandalian
Udang di sangka tali tali
Mabuk untung perasaian
Petang di sangka pagi hari
Tidak
di sangka riga riga
Pipit
sinandung makan padi
Tidak
di sangka nasib hamba
Pisau
di kandung melukai
Orang padang mandi ke gurun
Mandi bergosok bunga lada
Hari petang matahari turun
Dagang berurai air mata
Cempedak di atas peti
Di jual anak tanjung berandan
Tidak terkata
kesal di hati
Awak dating
orang berjalan
Singkarak kotanya tinggi
Sumanik mendadap dulang
Awan berarak di tangisi
Badan jauh di rantau orang
Asam
pauh dari seberang
Tumbuh
dekat tapi tebat
Badan
jauh di rantau orang
Sakit
tiada orang mengobat
Lurus jalan ke paya kumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak akan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Lurus
jalan ke paya kumbuh
Berbelok
jalan ke tanah lapang
Di
man ahati tak akan rusuh
Awak
berdua tinggal seorang
No comments:
Post a Comment