Cari Blog Ini

DOWNLOAD LAGU MP3 ARTIS2 INDONESSIA


PANTUN ANAK ANAK
PANTUN JENAKA

Cabut rumput
Dengan akarnya
Mau di sebut
 Lupa namanya

                Ikan gabus jangan di panggang
                Kalau di panggang banyak peganya
                Orang bagus jangan di pandang
                Kalau di pandang banyak lagaknya

Dang dut
Tali kecapi
Kenyang perut
Senang hati

                Oto atak
                Roda tiga            
                Nasi masak
                Kakanda tiba

Dari man punai melanyang
Dari meja turun keserbet
Dari mana turun kasih sayang
Dari mata turun ke dompet

                Si buyung anak si Guntur
                Keruk keruk di halamannaya
                Si bunyung untungnya mujur
                Induk beruk tunangannya

Encik mamat menuai padi
Padi di jemur di tanah lapang
Melihat tikus membawa lidi
Kucing lari tunggang langgang

Ikan serinding menyerinding
Meskipun tulang enak juga
Baik berbini orang sumbing
Meskipun berang tetawa juga

Tumbuh keliki di tepi tebing
Rebah di bawah tebing runtuh
Sungguh baik berbini sumbing
Tidak pernah berhati rusuh

Anak orang dibalai balai
Nan berteduh di simpang empat
Elang dan si kok yang mengintai
Si kikik bodoh yang mendapat

Tidak pelang dari selawak
Pelan nan dari tanah siam
Tidak orang se elok awak
Lonjak bagai labu di benam

Tidak pelang dari selawak
Beli burung di pasar senggol
Tidak orang seelok awak
Bagai kambing harga berbengkok

Orang batak berjalan malam
Orang menjual lada muda
Banyak lah ulah dengan ragam
Bak orang tua berbini muda
               
Orang jawa pergi ke banda
Kapal bersandar di teluk nimbung
Orang tua berbini muda
Bagai rasa menang menyambung

Bintang kejora terbit senja
Terbenam hamper tengah malam
Heranlah hamba memikirkannya
Musang di sepak induk ayam

Tanah liat berkepiat
Di timpa tanah berderai
Belum dilihat sudah di lihat
Tikusmenjadi mempelai

Tanam kunyit dengan empunya
Orang sintuk menanam banyam
Heranlah saya melihatnya
Elang di patuk anak ayam

Berbiduk kebandar padang
Penuh berisi padang buluh
Duduk melamun bagai elang
Menanti sayan nan akan tumbuh

Berlayar biduk kehulu
Anak cina menjual kain
Ketika sama berbulu
Baunya belain lain

Beruk di pohon sedang mencibir
Melihat mangga muda muda
Bingunglah rasa tak habis piker
Melihat  perjaka berbini janda

Si buyung anak rang langkat
Pandai memutar baling baling
Belum di lihat sudah di lihat
Tikus menunggang  punggung kucing

                Makan sirih ujung ujungnya
                Sirih di makan dalam bilik
                Heranlah saya melihatnya
                Melihat ayam beranak itik

Rumah gedang tengkarang kasau
Ramuan di rimba jua
Mati gajah di telan patau
Namun pantun segitu jua

                Pohon manggis di tepi rawa
                Tempat kakek tidur beradu
                Sedang nangis nenk tertawa
Melihat kakek bermain gundu

Elok jalannya ke kota tua
Timbale jalan berbatang rapat
Apa salahnya berbini tua
Perut kenyang pengajaran dapat

                Elok jalannya ke kota tua
                Pohonnya rindang boleh berteduh
                Apa salahnya berbini tua
                Anak tiri boleh di suruh

Buah pisang buah belimbing
Ketiga dengan buah mangga
Sungguh senang berbini sumbing
Sambil marah dia tertawa

                Pohon manggis pohon embabacang
                Ketiga dengan pohon lulita
                Duduk menangis abang pincang
                Katanya jalan tidak rata

Tanam jerangau di bukit tinggi
Mati di pijak anak badak
Melihat sang bangau sakit gigi
Gelak tawa penghulu katak

Bergerak gerak sangkutan dacing
Bagaikan putus di himpit lumping
Bergerak gerak kumis kucing
Melihat tikus bawa senapan

Mendaki jalan ke air haji
Menuntun jalan ke sunganyang
Sejak tikus menjadi haji
Banyak kucing nan sembahyang

Jual bayam pembeli kipas
Kipas hilang atas perangkap
Sejak banyam menjadi opas
Banyaklah elang nan tertangkap

Anak kerbau di rumpun salak
Patah tanduknya di timpa gempa
Rebut kerbau tergelak gelak
Melihat beruk berkaca mata

Batang manggis dan batang jarak
Di Tanami oleh anak seberang
Si jibun mencuri kerak
Hitam hidungnya kena arang

Hilir lorong jalan ke kota
Lebat buahnya pohon enau
Bukan saya berkata dusta
Kodok memikul kaki kerbau

                Telah balik kereta dari bangil
                Sarat muatan orang ingris
                Nan buaya menyandang bedil
                Kambing dan kerbau tegak berbaris

Jemur berangan dengan kulitnya
Jemur juga batang lembanyung
Hari hujan sangat lebatnya
Lalu si pander menggapit panyung

                Biduk buluh membuat tulang
                Anak ayam pulang berbaris
                Duduk rusuh panglima elang

                Melihat ayam memakai keris

Murni Chania - Teganya 2003




  • Murni Chania - Teganya (cipt. Sari Amri)
  • Murni Chania - Sesal (cipt. Revelz Guchi)
  • Murni Chania - Fitnah (cipt. Jhonef SAS)
  • Murni Chania - Cinta Abadi (cipt. Agus Mein)
  • Murni Chania - Terbalut Luka (cipt. Uci Babasari)
  • Murni Chania - Untung Dibadan (cipt. Zoel Anggara)
  • Murni Chania - Virus Dangdut (cipt. Semmy Lege)
  • Murni Chania - Cinta Terakhir (cipt. Chandra Ghani)
  • Murni Chania - Tertuduh (cipt. Aziz Thalib)
  • Murni Chania - Cinta Dan Kepalsuan (cipt. Aziz Thalib)

  • No comments:

    Post a Comment